Keadaan
Geografis dan Ekonomi di Thailand pada Abad 20 Masehi
Thailand merupakan sebuah wilayah di Asia Tenggara dengan
luas wilayah 513.115 km² yang mencapai empat kali luas wilayah pulau Jawa. Wilayah Thailand berada pada koordinat 5°-21°
LU
dan 97°-106° BT berbatasan dengan Laos di bagian utara,
Kampuchea (Kamboja) di bagian timur, Teluk Siam di bagian tenggara, Malaysia di
bagian Selatan, Laut Andaman di bagian barat daya, dan Myanmar di bagian barat.
Dengan ibukota Bangkok, Thailand mengatur pemerintahan yang berbentuk monarki
konstitusional.
Thailand
memiliki batasan yang jelas dengan wilayah negara lainnya dengan batasan
pegunungan. Dengan Myanmar, Thailand dibatasi dengan Pegunungan Dawna dan
Tenasserin. Dengan negara Kamboja, dibatasi oleh Pegunungan Dong Rak dan
Cardamon. Dengan Laos, Thailand bertepatan dibatasi oleh pegunungan Luang
Prabang dan Sungai Mekong. Thailand memiliki lima daerah berbeda berdasarkan
fisiografinya, yaitu:
- Pegunungan Utara, merupakan tanah yang tinggi terdiri dari gugusan
gunung-gunung yang tertinggi di Thailand dengan puncak tertingginya adalah
Gunung Doi Inthanon (2.594 m dpl).
- Dataran Tengah, merupakan suatu daerah dengan depresi berbentuk
segitiga membentang dari Utara ke Selatan Thailand dengan panjang 480 km
dan lebar 240 km.
- Plato Korat, merupakan sebuah plato bergelombang dengan ketinggian 150
m, dimana terdapat perbukitan Phu Phan yang memisahkan jaringan Sungai Chi
dan Sungai Mun dari anak Sungai Mekong lainnnya yang lebih kecil.
- Perbukitan barat daya, merupakan suatu perbukitan yang memanjang dari
arah tenggara ke barat laut Thailand dengan puncak tertingginya adalah
Gunung Khao Soi Dao (1000 m dpl).
- Semenanjung Thailand, merupakan daerah perbukitan yang memanjang dari
Pegunungan Tenasserim ke arah selatan hingga ke Malaysia dengan puncak
tertinggi Gunung Khao Luang (1.786 m dpl) (Redaksi
Ensiklopedi Indonesia, 1997: 244).
Thailand umumnya beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau yang sama
pergantiannya dengan siklus di Indonesia. Musim hujan di Thailand terjadi pada
bulan Mei hingga September, ketika Indonesia sedang mengalami musim kemarau.
Perbedaan waktu terjadinya musim hujan ini karena letak Thailand di utara garis
katulistiwa, sedangkan Indonesia sebagian besar terletak di selatan garis
katulistiwa. Sebagian besar hutan telah dibabat untuk kepentingan pertanian
berpindah, sehingga vegetasi Thailand yang asli hampir punah. Namun masih ada
hutan yang masih asli di Thailand bagian utara dan juga bagian Thailand
semenanjung. Sedangkan di sepanjang garis pantai teluk Siam, terdapat hutan bakau.
Dengan
adanya keadaan iklim tersebut, maka sebagian besar wilayah Thailand merupakan
daratan yang subur (Rosyidan, 1973:1). Dari seluruh daerahnya, terdapat 40%
daerah yang dijadikan lahan pertanian oleh penduduk. Dari pertanian ini,
menyerap tenaga kerja hampir 56% tenaga kerja seluruhnya dari keseluruhan
tenaga kerja di Thailand. Pertanian di Thailand ini selain menggunakan air
hujan sebagai sumber pengairannya, juga menggunakan sistem irigasi sebagai
pendukung pertanian di sebagian kecil wilayah. Di Thailand, 70% luas wilayahnya
mendapatkan air hujan yang cukup dengan kadar curah hujan yang berbeda. Bagi
daerah yang telah mendapatkan pengairan yang cukup, maka sistem irigasi tidak
terlalu dibutuhkan.
Pertanian di Thailand menghasilkan berbagai hasil tanaman
antara lain sayur, buah, dan tanaman lainnya, namun yang terpenting adalah padi
dan karet. Seperti yang kita ketahui, beras dari Thailand telah terkenal di
seluruh dunia, dan Indonesia termasuk salah satunya yang mengimport beras dari
Thailand (http://economy.okezone.com/read/2011/09/12/320/501750/ri-thailand-perkuat-sektor-pertanian#,
diakses pada tanggal 5 Maret 2012 pukul 17:57). Hasil padi dari Thailand
mencapai 20 juta ton setiap tahun, sebagian digunakan untuk kebutuhan pangan di
dalam negeri, dan sebagian lain dijual sebagai bahan ekspor ke luar negeri.
Thailand merupakan penghasil karet terbesar ketiga di dunia setelah Malaysia
dan Indonesia. Di Thailand dihasilkan 900.000 ton karet setiap tahun. Selain
padi dan karet, thailand memiliki komoditi ekspor lain, yaitu jagung, ikan
kaleng, gula, timah, dan kerang-kerangan (Redaksi
Ensiklopedi Indonesia, 1997: 248).
Dalam
pengolahan lahan pertanian, Thailand memiliki teknologi yang sangat maju.
Thailand telah menggunakan mesin-mesin pertanian yang dibuat oleh
industri-industri di dalam negeri sehingga menghasilkan hasil pertanian yang
maksimal (lihat gambar 2). Dalam bidang perikanan, Thailand juga memiliki
prestasi yang bagus. Dalam setiap tahun, dihasilkan 2,5 juta ton ikan laut dan
ikan air tawar. Hasil laut banyak didapatkan di Teluk Siam dan untuk ikan air
tawar, masyarakat membuat kolam-kolam ikan. Daerah yang terkenal kolam ikannya
adalah daerah Chachoengsao. Selain itu, waduk-waduk dan sungai juga memberikan
kontribusi dalam hal ini. di Thailand, waduk dibangun untuk menunjang pertanian
(irigasi) dan juga hidrolistrik. Di propinsi-propinsi yang berada di dataran
tengah, pemeliharaan ikan gurame dan mujaer dilakukan di sawah.
Timah adalah hasil tambang yang paling utama di Thailand.
Thailand merupakan penghasil timah terbesar kelima dengan menghasilkan 25.000
ton timah setiap tahun. Thailand memproduksi timahnya di daerah Pulau Phuket.
Selain Timah, Thailand juga menghasilkan barang-barang tambang yang lain,
seperti bijih besi, batu bara, kapur, fluor, gips, dan barium (Redaksi Ensiklopedi Indonesia, 1997: 249). Bidang
industri, Thailand memiliki beberapa pabrik yang mengolah dan menghasilkan
semen, gula, baja, kertas, minyak, alat-alat metal, gelas, ban, cat, dan
perabot rumah tangga. Selain itu, Thailand juga memiliki industri yang merakit
mobil.
Penghasilan
lain dari Thailand adalah penghasilan di bidang pariwisata. Thailand terkenal
sebagai negara dengan peninggalan sejarah yang indah, antara lain Wat Arun, Wat
Phra Kaew, Wat Benchamabopitr, dan Wat Saket. Kuil dalam bahasa Thailand
disebut sebagai Wat. Alasan mengapa kuil merupakan peninggalan sejarah
yang paling terkenal dari Thailand, karena sebagian besar penduduk Thailand
menganut agama Budha. Hal itu karena memang Budha merupakan agama resmi negara
Thailand, sehingga penganutnya mencapai 95% dari seluruh jumlah penduduk
Thailand. Sedangkan 5% penduduk lainnya menganut agama Islam dan Kristen.
Selain
wisata sejarah, Thailand juga memiliki wisata alam, yaitu pantai. Seperti
negara-negara lainnya di Asia Tenggara, Pantai di Thailand memiliki daya tarik wisata
utama pantai, kecuali negara Laos karena memang Laos tidak memiliki perairan
laut. Pantai di Thailand banyak tersebar di teluk Siam. Pantai di Thailand yang
terkenal antara lain adalah pantai Pattaya.
No comments:
Post a Comment