Thursday 31 May 2012

Geografis dan Ekonomi Thailand


          Keadaan Geografis dan Ekonomi di Thailand pada Abad 20 Masehi
Thailand merupakan sebuah wilayah di Asia Tenggara dengan luas wilayah 513.115 km² yang mencapai empat kali luas wilayah pulau Jawa. Wilayah Thailand berada pada koordinat 5°-21° LU dan 97°-106° BT berbatasan dengan Laos di bagian utara, Kampuchea (Kamboja) di bagian timur, Teluk Siam di bagian tenggara, Malaysia di bagian Selatan, Laut Andaman di bagian barat daya, dan Myanmar di bagian barat. Dengan ibukota Bangkok, Thailand mengatur pemerintahan yang berbentuk monarki konstitusional.
Thailand memiliki batasan yang jelas dengan wilayah negara lainnya dengan batasan pegunungan. Dengan Myanmar, Thailand dibatasi dengan Pegunungan Dawna dan Tenasserin. Dengan negara Kamboja, dibatasi oleh Pegunungan Dong Rak dan Cardamon. Dengan Laos, Thailand bertepatan dibatasi oleh pegunungan Luang Prabang dan Sungai Mekong. Thailand memiliki lima daerah berbeda berdasarkan fisiografinya, yaitu:
  1. Pegunungan Utara, merupakan tanah yang tinggi terdiri dari gugusan gunung-gunung yang tertinggi di Thailand dengan puncak tertingginya adalah Gunung Doi Inthanon (2.594 m dpl).
  2. Dataran Tengah, merupakan suatu daerah dengan depresi berbentuk segitiga membentang dari Utara ke Selatan Thailand dengan panjang 480 km dan lebar 240 km.
  3. Plato Korat, merupakan sebuah plato bergelombang dengan ketinggian 150 m, dimana terdapat perbukitan Phu Phan yang memisahkan jaringan Sungai Chi dan Sungai Mun dari anak Sungai Mekong lainnnya yang lebih kecil.
  4. Perbukitan barat daya, merupakan suatu perbukitan yang memanjang dari arah tenggara ke barat laut Thailand dengan puncak tertingginya adalah Gunung Khao Soi Dao (1000 m dpl).
  5. Semenanjung Thailand, merupakan daerah perbukitan yang memanjang dari Pegunungan Tenasserim ke arah selatan hingga ke Malaysia dengan puncak tertinggi Gunung Khao Luang (1.786 m dpl) (Redaksi Ensiklopedi Indonesia, 1997: 244).
Thailand umumnya beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau yang sama pergantiannya dengan siklus di Indonesia. Musim hujan di Thailand terjadi pada bulan Mei hingga September, ketika Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Perbedaan waktu terjadinya musim hujan ini karena letak Thailand di utara garis katulistiwa, sedangkan Indonesia sebagian besar terletak di selatan garis katulistiwa. Sebagian besar hutan telah dibabat untuk kepentingan pertanian berpindah, sehingga vegetasi Thailand yang asli hampir punah. Namun masih ada hutan yang masih asli di Thailand bagian utara dan juga bagian Thailand semenanjung. Sedangkan di sepanjang garis pantai teluk Siam, terdapat hutan bakau.
Dengan adanya keadaan iklim tersebut, maka sebagian besar wilayah Thailand merupakan daratan yang subur (Rosyidan, 1973:1). Dari seluruh daerahnya, terdapat 40% daerah yang dijadikan lahan pertanian oleh penduduk. Dari pertanian ini, menyerap tenaga kerja hampir 56% tenaga kerja seluruhnya dari keseluruhan tenaga kerja di Thailand. Pertanian di Thailand ini selain menggunakan air hujan sebagai sumber pengairannya, juga menggunakan sistem irigasi sebagai pendukung pertanian di sebagian kecil wilayah. Di Thailand, 70% luas wilayahnya mendapatkan air hujan yang cukup dengan kadar curah hujan yang berbeda. Bagi daerah yang telah mendapatkan pengairan yang cukup, maka sistem irigasi tidak terlalu dibutuhkan.
Pertanian di Thailand menghasilkan berbagai hasil tanaman antara lain sayur, buah, dan tanaman lainnya, namun yang terpenting adalah padi dan karet. Seperti yang kita ketahui, beras dari Thailand telah terkenal di seluruh dunia, dan Indonesia termasuk salah satunya yang mengimport beras dari Thailand (http://economy.okezone.com/read/2011/09/12/320/501750/ri-thailand-perkuat-sektor-pertanian#, diakses pada tanggal 5 Maret 2012 pukul 17:57). Hasil padi dari Thailand mencapai 20 juta ton setiap tahun, sebagian digunakan untuk kebutuhan pangan di dalam negeri, dan sebagian lain dijual sebagai bahan ekspor ke luar negeri. Thailand merupakan penghasil karet terbesar ketiga di dunia setelah Malaysia dan Indonesia. Di Thailand dihasilkan 900.000 ton karet setiap tahun. Selain padi dan karet, thailand memiliki komoditi ekspor lain, yaitu jagung, ikan kaleng, gula, timah, dan kerang-kerangan (Redaksi Ensiklopedi Indonesia, 1997: 248).
Dalam pengolahan lahan pertanian, Thailand memiliki teknologi yang sangat maju. Thailand telah menggunakan mesin-mesin pertanian yang dibuat oleh industri-industri di dalam negeri sehingga menghasilkan hasil pertanian yang maksimal (lihat gambar 2). Dalam bidang perikanan, Thailand juga memiliki prestasi yang bagus. Dalam setiap tahun, dihasilkan 2,5 juta ton ikan laut dan ikan air tawar. Hasil laut banyak didapatkan di Teluk Siam dan untuk ikan air tawar, masyarakat membuat kolam-kolam ikan. Daerah yang terkenal kolam ikannya adalah daerah Chachoengsao. Selain itu, waduk-waduk dan sungai juga memberikan kontribusi dalam hal ini. di Thailand, waduk dibangun untuk menunjang pertanian (irigasi) dan juga hidrolistrik. Di propinsi-propinsi yang berada di dataran tengah, pemeliharaan ikan gurame dan mujaer dilakukan di sawah.
Timah adalah hasil tambang yang paling utama di Thailand. Thailand merupakan penghasil timah terbesar kelima dengan menghasilkan 25.000 ton timah setiap tahun. Thailand memproduksi timahnya di daerah Pulau Phuket. Selain Timah, Thailand juga menghasilkan barang-barang tambang yang lain, seperti bijih besi, batu bara, kapur, fluor, gips, dan barium (Redaksi Ensiklopedi Indonesia, 1997: 249). Bidang industri, Thailand memiliki beberapa pabrik yang mengolah dan menghasilkan semen, gula, baja, kertas, minyak, alat-alat metal, gelas, ban, cat, dan perabot rumah tangga. Selain itu, Thailand juga memiliki industri yang merakit mobil.
Penghasilan lain dari Thailand adalah penghasilan di bidang pariwisata. Thailand terkenal sebagai negara dengan peninggalan sejarah yang indah, antara lain Wat Arun, Wat Phra Kaew, Wat Benchamabopitr, dan Wat Saket. Kuil dalam bahasa Thailand disebut sebagai Wat. Alasan mengapa kuil merupakan peninggalan sejarah yang paling terkenal dari Thailand, karena sebagian besar penduduk Thailand menganut agama Budha. Hal itu karena memang Budha merupakan agama resmi negara Thailand, sehingga penganutnya mencapai 95% dari seluruh jumlah penduduk Thailand. Sedangkan 5% penduduk lainnya menganut agama Islam dan Kristen.
Selain wisata sejarah, Thailand juga memiliki wisata alam, yaitu pantai. Seperti negara-negara lainnya di Asia Tenggara, Pantai di Thailand memiliki daya tarik wisata utama pantai, kecuali negara Laos karena memang Laos tidak memiliki perairan laut. Pantai di Thailand banyak tersebar di teluk Siam. Pantai di Thailand yang terkenal antara lain adalah pantai Pattaya.

No comments:

Post a Comment